Sebenarnya ini merupakan anggapan yang keliru,
![]() |
kamulupa |
Fosil dinosaurus tidak cocok
untuk menjadi minyak dan tidak mengalami tekanan yang cukup serta waktu yang
cukup lama untuk bisa berubah menjadi minyak.
Minyak bumi yang kita nikmati sekarang ini sesungguhnya berasal dari makhluk-makhluk yang jauh lebih kecil, lebih sederhana, dan sering luput dari pembicaraan kita sehari-hari, yaitu zooplankton dan alga, seperti diatom.
Macam-macam zooplankton.
Diatom
Zooplankton adalah hewan yang
berada di area dasar rantai makanan. Mereka memakan fitoplankton dan
materi organik lain yang hanyut di air, dan menjadi makanan bagi banyak sekali
makhluk hidup lain, mulai dari spons, ubur-ubur, cacing laut, berbagai jenis
ikan, sampai paus berukuran raksasa.
Sedangkan diatom pada dasarnya merupakan
sejenis Protista mirip tumbuhan yang bisa digolongkan dalam
kelompok Bacillariophyta. (Anak saintek, masih inget nggak ini?)
Karena merupakan protista mirip
tumbuhan, Diatom hanya tersusun dari satu sel saja, sehingga praktis tidak
terlihat oleh mata telanjang. Padahal, jumlah diatom itu sangat banyak,
tersebar di air asin (laut) maupun air tawar. Dan, karena digolongkan mirip
tumbuhan, diatom mampu berfotosintesis. Faktanya, diatom menghasilkan
lebih dari 25% oksigen di atmosfer kita sekarang.
Meski berukuran mini, diatom dilindungi oleh cangkang keras (yang juga berukuran mikroskopik) yang terbuat dari silika. Beginilah penampakan cangkang silika diatom saat dilihat menggunakan mikroskop elektron :
Zooplankton dan diatom ini sudah berdiversifikasi di lautan dunia sejak ratusan juta tahun lalu, meskipun tentu saja jenisnya tidak sama dengan yang ada sekarang. Ketika makhluk-makhluk kecil ini mati, mereka akan tenggelam ke dasar laut. Keberadaan arus laut, ditambah dengan tekanan dasar laut dan konsentrasi "mayat" zooplankton dan alga mikroskopis seperti diatom yang begitu tinggi (para ahli telah menemukan sebuah area di laut yang sepuluh meter teratas lapisan dasar lautnya adalah kerangka silika diatom yang mati) membuat kondisi air di sekitarnya menjadi stagnan atau anoksik. Alias tidak ada atau kurang oksigen. Bakteri dan agen pengurai lain tidak bisa menguraikan jasad-jasad mikro ini.
Maka, ketika mayat-mayat mikro
itu tertimbun oleh lapisan sedimen lagi dan lagi dan lagi hingga terus
bertambah tebal, mereka termampatkan dan zat-zat yang semula menyusun
cangkang mereka berubah menjadi minyak akibat tekanan dan suhu yang tinggi
serta waktu yang amat lama … hingga kita bisa mendeteksi keberadaan mereka
melalui sejenis Protista lain, kemudian menikmati minyak yang menghasilkan
mereka.
Jadi, kita secara harfiah memang
hidup dari mayat.