-->

19 Paradok dalam kehidupan yang baru kita pahami setelah membaca ini

kamulupa

1. Semakin Kamu membenci suatu sifat pada orang lain, semakin besar kemungkinan Kamu menghindarinya dalam diri Kamu. Carl Jung percaya bahwa karakteristik pada orang lain yang mengganggu kita adalah refleksi dari bagian diri yang kita tolak. Freud menyebutnya sebagai "proyeksi." Kebanyakan orang menyebutnya "menjadi bedebah".

Misalnya, wanita yang merasa tidak aman tentang berat badannya akan menyebut orang lain gemuk. Pria yang merasa tidak aman tentang uangnya akan mengkritik orang lain karena uangnya.


2. Orang yang tidak bisa percaya, memang tidak bisa dipercaya. Orang-orang yang selalu merasa tidak aman dalam berhubungan akan menghancurkan diri mereka. Sebut saja sindrom Good Will Hunting (semacam gangguan kepribadian antisosial), tetapi satu cara melindungi diri agar tidak terluka ialah dengan menyakiti orang lain terlebih dahulu.


3. Semakin Kamu mencoba membuat orang terkesan, mereka akan semakin tidak terkesan. Tidak ada yang senang dengan usaha kerasmu.


4. Semakin Kamu gagal, semakin besar kemungkinan Kamu untuk berhasil. Saya sisipkan kutipan orang terkenal yang inspiratif di sini. Kamu mungkin pernah mendengar banyak dari mereka. Edison mencoba lebih dari 10.000 prototipe sebelum mendapatkan bola lampu yang tepat. Michael Jordan dikeluarkan dari tim SMA-nya. Sukses berasal dari perbaikan dan perbaikan berasal dari kegagalan. Tidak ada jalan pintas di sekitarnya.


5. Semakin banyak sesuatu yang membuat Kamu takut, semakin besar kemungkinan Kamu harus melakukannya. Dengan pengecualian dari aktivitas yang benar-benar mengancam jiwa atau berbahaya secara fisik, respons fight-or-flight (melawan atau lari) kita muncul ketika kita dihadapkan dengan trauma masa lalu atau saat mengaktualisasikan diri dengan yang diimpikan.

Misalnya, berbicara dengan orang yang memesona, memanggil seseorang untuk mendapatkan pekerjaan baru, berbicara di depan umum, memulai bisnis, mengatakan sesuatu yang kontroversial, sangat jujur ​​pada seseorang, dsb. Ini semua adalah hal yang membuat Kamu takut, dan hal itu menakutkan karena semua itu harus dilakukan.


6. Semakin Kamu takut mati, Kamu semakin kurang bisa menikmati hidup. Atau seperti yang dikatakan salah satu kutipan favorit saya, "Hidup mengecil dan meluas sesuai dengan keteguhan seseorang."


7. Semakin banyak Kamu belajar, semakin Kamu menyadari betapa sedikitnya yang Kamu ketahui. Setiap kali Kamu mendapatkan pemahaman yang lebih besar, itu menciptakan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.


8. Semakin Kamu tidak peduli dengan orang lain, semakin Kamu tidak peduli pada diri sendiri. Saya tahu ini mungkin bertentangan dengan setiap persepsi yang pernah Kamu miliki tentang seorang 'bedebah' yang mementingkan diri sendiri, tetapi orang memperlakukan orang dengan cara mereka memperlakukan diri sendiri. Hal ini mungkin tidak tampak dari luar, tetapi orang-orang yang kejam terhadap orang-orang di sekitar mereka, juga kejam terhadap diri mereka sendiri.


9. Semakin kita terhubung, semakin kita merasa terisolasi. Meskipun komunikasi lebih konstan daripada sebelumnya, penelitian menunjukkan peningkatan kesepian dan depresi dinegara maju selama beberapa dekade terakhir.


10. Semakin Kamu takut gagal, semakin besar kemungkinan Kamu gagal. Prasangka yang terpenuhi oleh ketakutan dengan sendirinya.


11. Semakin keras Kamu memaksa sesuatu, semakin sulit rasanya untuk dicapai. Ketika kita menyangka sesuatu menjadi rumit, seringkali secara tidak sadar kita membuatnya jadi lebih sulit.

Misalnya, selama bertahun-tahun, saya berasumsi bahwa memulai percakapan dengan orang asing adalah sesuatu yang sangat tidak normal dan karenanya “sulit.” Alhasil, saya menghabiskan banyak waktu menyusun strategi dan mempelajari cara untuk berhubungan dengan orang yang tidak saya kenal. Sedikit yang saya sadari bahwa yang harus saya lakukan hanyalah mengatakan "Hai" dan kemudian mengajukan pertanyaan sederhana, itu akan membuat pencapaian 90% pada tujuan. Tetapi karena terasa sulit, saya terus merasa sulit bagi diri saya sendiri.


12. Semakin banyak sesuatu yang tersedia, semakin sedikit yang Kamu inginkan. Manusia memiliki bias kelangkaan yang kuat. Kita secara tidak sadar menganggap hal-hal yang langka itu berharga dan hal-hal yang berlimpah tidak. Bukan ini persoalannya.


13. Semakin Kamu jujur tentang kesalahan Kamu, orang akan semakin berpikir Kamu sempurna. Hal yang menakjubkan tentang kerentanan (vulnerability) adalah semakin nyaman Kamu untuk tidak bepikir menjadi hebat, orang akan semakin berpikir Kamu hebat.


14. Semakin Kamu mencoba untuk membuat seseorang tetap dekat, semakin Kamu akan menekan mereka. Ini adalah argumen melawan kecemburuan dalam hubungan, sekali tindakan atau perasaan menjadi kewajiban, itu semua akan kehilangan maknanya. Jika pacar Kamu merasa berkewajiban untuk menghabiskan akhir pekan bersama Kamu, maka waktu yang Kamu habiskan bersamanya menjadi tidak berarti.


15. Semakin Kamu mencoba berdebat dengan seseorang, semakin kecil kemungkinan Kamu meyakinkan mereka dengan perspektifmu. Alasannya adalah sebagian besar argumen bersifat emosional. Hal ini datang dari nilai-nilai seseorang atau persepsi diri yang dilanggar. Logika hanya digunakan untuk memvalidasi keyakinan dan nilai yang sudah ada sebelumnya. Tidak sering ada yang membahas berdasar kebenaran objektif atau logis sebanyak memperbaiki pkamungan atau pandangan seseorang. Supaya debat nyata benar-benar ada, kedua belah pihak harus membuat konsesi yang jujur ​​untuk mengesampingkan ego mereka dan hanya berurusan dengan data. Kesepakatan ini jarang terjadi, orang-orang yang menghabiskan waktunya di internet kebanyakan menggambarkan hal tersebut.


16. Semakin banyak pilihan yang Kamu miliki, semakin Kamu kurang puas dengannya. Penelitian menunjukkan bahwa ketika kita dihadapkan dengan lebih banyak pilihan, kita menjadi kurang puas dengan pilihan tertentu yang kita gunakan. Teorinya adalah ketika kita memiliki begitu banyak pilihan, kita memiliki biaya peluang yang lebih besar untuk memilih setiap pilihan, oleh karena itu kita kurang senang dengan keputusan kita sendiri.


17. Seseorang yang semakin keyakinan bahwa mereka benar, semakin sedikit yang mereka tahu. Ada korelasi langsung antara seberapa terbuka seseorang terhadap berbagai perspektif dan seberapa banyak orang itu  mengetahui tentang keberagaman subjek. Atau seperti yang pernah dikatakan oleh filsuf Bertrand Russell "Persoalan dunia ini ialah orang bodoh yang percaya pada diri sendiri dan orang cerdas yang selalu merasa ragu-ragu."


18. Satu-satunya kepastian ialah tidak ada yang pasti.


20. Satu-satunya yang tetap adalah perubahan. Salah satu pernyataan dangkal dan remeh yang terasa sangat mendalam tetapi sebenarnya tidak berarti apa-apa. Tetapi hal itu tetap benar!


LihatTutupKomentar