Bagaimana tidak, kelapa sawit merupakan bahan dari berbagai olahan produk, mulai dari produk kecantikan, olahan pangan dan bahkan kebutuhan sehari-hari.
![]() |
kamulupa |
Jika kamu belum tahu, hampir setiap hari Kita sering menggunakan produk-produk yang mengandung minyak dari kelapa sawit. Contohnya saat mandi, jika Kamu mandi menggunakan sabun dan odol, itu adalah salah satu produk yang juga mengandung minyak kelapa sawit. Tidak hanya itu, ternyata produk kecantikan, makanan dan bahkan bakar juga kebanyakan ada kandungan minyak kelapa sawit.
Menurut laporan Roundtable on Sustainable Palm Oil
(RSPO), Indonesia adalah salah satu konsumen utama minyak kelapa sawit di
dunia, bersama India, China, dan Eropa.
Namun, selain merupakan salah
satu konsumen utama minyak kelapa sawit, Indonesia juga merupakan produsen
minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Indonesia dan Malaysia bahkan menyumbang
90% produksi minyak kelapa sawit dunia. Tentu saja hal tersebut dipengaruhi
beberapa faktor seperti iklim dan cuaca yang ada di Indonesia dan tentu saja
negara tetangga Kita Malaysia.
Total produksi sawit Indonesia
yang kini mencapai 34 juta ton/tahun dan Indonesia menempati posisi satu
produsen minyak kelapa sawit dunia, yang sebagian besar diekspor dalam bentuk
CPO (Crued Palm Oil) atau minyak mentah dan ratusan produk turunan lainnya.
Sekitar 25,1 juta tonnya diekspor
ke luar negeri. Bahkan, proyek kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2020
diperkirakan akan mencakup sekitar 12 juta hektar. Total devisa yang diperoleh
Indonesia mencapai Rp 284 triliun rupiah pada tahun 2018.
Setelah membaca sedikit gambaran
tentang produksi minyak kelapa sawit Indonesia, Mari Kita lebih dekat ke
pembahasan inti.
Sebenarnya, negara-negara
barat sudah lama tidak menyukai produk olahan kelapa sawit. Bahkan, sering kali
ketika Indonesia hendak mengekspor crude
palm oil (CPO) atau produk turunan sawit ke Eropa, pasti dihambat.
Mereka beralasan dengan berbagai isu
kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan, polusi, pemanasan global,
deforestasi, dan lain sebagainya, disebutkan banyak ditimbulkan oleh perkebunan
sawit. Hal itu kemudian berimbas pada jatuhnya harga minyak kelapa sawit mentah
(crude palm oil/CPO).
Yang menjadi aneh adalah, sikap
kritis yang mereka berikan seperti hanya dituduhkan terhadap industri sawit
nasional kita dan justru Eropa dan Amerika Serikat membela industri minyak
gandum, bunga matahari, kedelai, dan minyak nabati lainnya yang memang produk
industri mereka.
Memang, pada dasarnya
negara-negara barat hanya bisa menanam bunga matahari, gandum, kedelai, dan
rappa yang nilai ekonomisnya jauh dengan kelapa sawit. Sedangkan, kelapa sawit
tidak dapat tumbuh di daerah sub tropis.
Kelapa sawit memang memiliki
banyak kelebihan dibandingkan bahan dasar lainnya seperti, Minyak kelapa sawit
lebih murah dan dapat tersedia sepanjang tahun, berbeda dengan minyak nabati
yang diperoleh dari bahan dasar lainnya.
Minyak kelapa sawit tidak mengandung Adam lemak trans. Berbeda dengan kedelai, rappa, dan bunga matahari yang mengandung Adam lemak trans dan diasumsikan dapat meningkatkan potensi terkena penyakit jantung/pembuluh darah. Minyak sawit mengandung banyak beta karoten yang bermanfaat sebagai anti kanker, kolestrol, bahkan anti penuaan.
Dari berbagai argument diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa, beberapa negara Eropa tidak menyukai
berbagai produk olahan kelapa sawit dikarenakan mereka takut kelapa sawit akan
berdampak buruk bagi mereka, entah dari segi ekonomi maupun lingkungan.
Dari segi ekonomi sendiri,
negara-negara Eropa sepertinya takut apabila kelapa sawit akan mendominasi
pasar global. Dimana Kita tahu bahwa kelapa sawit memiliki lebih banyak
keunggulan dibandingkan minyak nabati lainnya.
Dari segi lingkungan, para negara
Eropa takut apabila olahan kelapa sawit akan menimbulkan dampak buruk pada
lingkungan mereka, seperti polusi, gangguan kesehatan, deforestasi, dsb.
Akan tetapi, Indonesia juga tidak
mau kalah dengan ditolaknya kelapa sawit di negara-negara barat.
Bahkan, belakangan ini Indonesia
mulai 'unjuk gigi' dengan pengembangan olahan-olahan kelapa sawit dalam negeri.
Seperti yang Kita tahu yaitu biodiesel dari olahan kelapa sawit yang sedang
dalam tahap pengembangan oleh pemerintah Indonesia.
Sepertinya cukup sekian yang
dapat Saya sampaikan, dan Terima kasih telah membaca.