-->

Mengenal Penelitian Tindakan Kelas PTK



Penelitian tindakan kelas sendiri pertama diperkenalkan oleh seorang psikolog sosial Amerika, Kurt Lewin pada tahun 1946. Sedangkan di Indonesia penelitian tindakan kelas baru mulai dikenal pada akhir 1980. Menurut beberapa ahli, penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai berikut:
1. SISWOJO HARJODIPURO
Memaknai penelitian tindakan kelas sebagai pendorong seorang guru untuk lebih memerhatikan praktik mengajarnya agar menjadi lebih kritis dan bersedia memperbaikinya atau melakukan perubahan demi kualitas pendidikan yang lebih baik

Mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah sebuah kajian mengenai suatu permasalahan sosial yang dilakukan untuk meningkatkan unsur tindakan di dalamnya yang dimana semua prosesnya berpengaruh dan diperlukan sebagai bahan evaluasi untuk berkembang ke arah profesional
3. KEMMIS DAN TAGGART (1988)
Keduanya berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah bentuk refleksi diri secara kolektif terhadap sebuah situasi sosial guna meningkatkan penalaran dan keadilan dalam situasi di tempat dilakukannya penelitian tindakan tersebut
4. CARR DAN KEMMIS DALAM SISWOJO HARJODIPURO (1997)
Mengembangkan dari pendapat Kemmis dan Taggart (1998) yaitu yang melakukan refleksi diri adalah partisipan yang terdiri dari guru, murid, maupun kepala sekolah. Situasi sosial yang dimaksud adalah dalam bidang pendidikan guna memperbaiki rasionalitas serta kebenaran terkait praktik pendidikan yang dilakukan sendiri, pengertian mengenai praktik tersebut, hingga situasi tempat dilaksanakannya praktik.
TUJUAN DILAKUKANNYA PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Penelitian Tindakan Kelas
Membicarakan mengenai penelitian, tidak ada sebuah penelitian yang tidak memiliki tujuan. Begitupun halnya dengan penelitian tindakan kelas yang memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Membuat seorang guru menjadi lebih peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di dalam kelasnya
2. Membuat seorang guru menjadi lebih reaktif dan kritis terhadap perilaku murid – muridnya dan juga bagaimana sebaiknya seorang guru menghadapi murid – muridnya
4. Membuat seorang guru menjadi lebih aktif dalam berupaya dan berinovasi serta lebih kreatif dalam menyampaikan pembelajaran terhadap muridnya, baik secara teknik, teori, maupun bahan ajar yang digunakannya
5. Membuat seorang guru memperbaiki proses pembelajaran yang diberikannya sebagai respon terhadap permasalahan yang terjadi di kelasnya
6. Membantu seorang guru dalam menemukan solusi terhadap permasalahan yang timbul di dalam kelasnya
7. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara berkesinambungan mampu meningkatkan kualitas mutu pendidikan yang ditekankan melalui kualitas guru yang terus ditingkatkan
KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas dalam praktiknya memiliki karakteristik yang diungkapkan oleh Richat Winter, tahun 1996, yaitu:
1. KRITIK REFLEKSI
Yaitu dilakukannya tindakan refleksi pada penelitian tindakan kelas yang merupakan bagian dari proses evaluasi atau penilaian dalam penelitian tindakan kelas terhadap hasil observasi mengenai sebuah tindakan yang telah dilakukan. Untuk dapat melakukan refleksi tersebut diperlukan kritik agar terjadi perubahan – perubahan yang berarti terhadap tindakan refleksi tersebut.
2. KRITIK DIALEKTIS
Yaitu kritik terhadap fenomena yang sedang menjadi kajiannya. Kemudian melakukan pemeriksaan konteks secara menyeluruh di dalam satu unit kajian dan tidak lupa di balik unit yang cenderung untuk berubah meskipun bersifat stabil
3. KOLABORATIF
Adalah karakteristik penelitian tindakan kelas yang ditandai dengan adanya kerjasama semua pihak yang menjadi sumber data dalam sebuah penelitian tindakan kelas. Kemudian menerima sudut pandang dari berbagai pihak tersebut mengenai pemahamannya terhadap sebuah permasalahan.
Mengapa? Karena dalam karakteristik kolaboratif menempatkan sang peneliti tidak hanya sebagai pengamat, namun juga tergabung pada sebuah kondisi dan situasi yang sedang berlangsung. Karakteristik kolaboratif menganggap bahwa seseorang tidak akan pernah tuntas dalam memandang sebuah persoalan seorang diri.
Oleh karena itu diperlukan banyak pihak dalam menyampaikan sudut pandang guna melengkapi kekurangannya, namun sebuah permasalahan pun akan menjadi kurang efektif bila menampung semua sudut pandang dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti tetap yang memegang kendali terhadap keputusan digunakannya atau tidak sebuah sudut pandang dengan melihat kesesuaiannya terhadap permasalahan dan yang menjadi kajian sang peneliti.
4. RISIKO
Karakteristik ini mendorong seorang peneliti untuk berani mengambil risiko selama proses penelitian berlangsung. Risiko yang biasa terjadi selama proses penelitian tindakan kelas berlangsing seperti hipotesis yang meleset (kurang tepat), tuntutan untuk dilakukannya transformasi (perubahan secara bertahap) baik terhadap satu, beberapa, bahkan seluruh bagian penelitian.
Risiko lainnya yang mungkin terjadi adalah perubahan terhadap sudut pandang. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh dari sudut pandang yang diberikan oleh unsur – unsur dalam penelitian.
5. SUSUNAN JAMAK
Bersifat jamak karena penelitian tindakan kelas melibatkan lebih dari satu komponen demi tercapainya hasil yang komperhensif. Kemudian sifat penelitian dalam kelas yang dialektif, reflektif, dan kolaboratif atau partisipasi
LihatTutupKomentar